Senin, 31 Oktober 2011

PT Khairul Outsiders

Logo PT Khairul Outsiders:





Dekstop PT:



                  



Editing by: Khairul Outsiders

GTA NightMare

GTA Khairul Outsiders





BMW Car

Night City










Gedung Perusahaan

Selasa, 18 Oktober 2011

Fenomena alam di tahun 2011

Siapa yang ingin melihat fenomena hujan meteorid yang mencapai 40 buah per jaml? atau ingin melihat keindahan gerhana bulan atau matahari? siap-siap catat tanggal-tanggal berikut dibawah ini nih, jangan sampai ketinggalan fenomena alam di tahun 2011. Baca terus sampai habis yah, hii


  1. Hujan Meteor Quadranids: Tanggal 1-4 Januari 2011. Dapat dinikmati di langit bagian timur selepas tengah malam hingga subuh. Hujan meteor Quadranids dapat disaksikan dengan mata telanjang, asalkan suasana disekitar cukup gelap. Jumlah meteor yang meluncur di langit mencapai 40 buah per jam.
  2. Gerhana Matahari Sebagian: Tanggal 4 Januari 2011. Dapat dilihat di Afrika, Amerika, dan Asia. Khusus diwilayah Indonesia yang bisa menyaksikan gerhana matahari sebagian ini antara lain, dibeberapa kota di Kalimantan.
  3. Gerhana Matahari Sebagian: Tanggal 1 Juni, 1 Juli, dan 25 November 2011. Gerhana matahari sebagian ini sayangnya hanya bisa disaksikan oleh mereka yang berada di Antartika.
  4. Gerhana Bulan Total: Tanggal 15 Juni, 10 Desember 2011. Dapat disaksikan yang berada di Indonesia asalkan langit terang dan bulan tidak tertutup awan.
Selamat menyaksikan keindahan fenomena alam di tahun 2011 yah,

Fenomena alam LA NINA akan mengancam Indonesia

Fenomena La Nina yang menjadi faktor dominan terjadinya musim hujan berkepanjangan tahun 2010 akan berlanjut hingga Juni 2011.

"Hujan yang terus menerus saat ini karena faktor La Nina terhadap iklim dan cuaca Indonesia, pengaruhnya akan terjadi hingga Juni 2011 mendatang. Musim kemarau 2011 diprediksi juga pendek, sekitar dua bulan," kata Koordinator Peningkatan Kapasitas Riset Dewan Nasional Perubahan Iklim, Agus Supangkat di Kampus ITB Bandung, Jumat (24/9).

Menurut Agus, fenomena alam terbaru La Nina yang terjadi saat ini mengakibatkan hujan terus menerus pada bulan-bulan yang seharusnya musim kemarau yakni dari Mei hingga September 2010.

Padahal, pada September dalam musim yang normal merupakan musim transisi dari kemarau ke penghujan. Sehingga diperkirakan pengaruhnya cukup besar bagi curah hujan dalam beberapa bulan ke depan.

"Pada 2011 juga La Nina masih kuat, musim kemarau hanya akan terjadi pada Juli dan Agustus, setelah itu hujan lagi. Pengaruhnya merata di kawasan tropis, terutama di wilayah Asia," kata Agus.

Ia menyebutkan, pengaruh La Nina merata di seluruh Indonesia. Hujan turun di mana-mana di Indonesia, termasuk di beberapa negara di Asia lainnya. http://besteasyseo.blogspot.com/

Siklus La Nina biasanya muncul 7-10 tahun sekali, namun dalam beberapa tahun terakhir muncul lebih awal. Fenomena itu, kata Agus, dipengaruhi oleh aliran sistem air dari Samudera Pasifik.

"Indonesia kebetulan terlewati aliran sistem air (arlindo) dari Pasifik ke Samudera Hindia, jadi itu sangat berpengaruh terhadap musim di Indonesia," kata Agus Supangkat.

Sementara itu fenomena La Nina jelas membuat curah hujan cukup tinggi sehingga bagi kawasan rawan bencana banjir untuk tetap siaga.

fenomena alam, fenomena alam 2010, fenomena terbaru, fenomena alam terbaru, badai la nina mengguncang indonesia, dampak badai la nina, kumpulan foto badai lanina,  fenomena alam yang aneh 2010/2011

Rabu, 05 Oktober 2011

Fenomena halo Matahari hebohkan Yogya

Fenomena menarik terjadi di langit Yogyakarta, Selasa siang sekitar pukul 11.15 Waktu Indonesia Barat.

Warga masyarakat ramai-ramai ke luar rumah, untuk melihat penampakan Matahari yang tak biasa. Sang surya yang bersinar terik seperti dikelilingi cincin pelangi. Fenomena itu dikenal dengan nama halo Matahari.

Jatmiko, warga Pathuk, Gunung Kidul, DIY mengaku melihat penampakan halo Matahari selama 15 menit.

"Saya heran dan takjub melihat fenomena itu. Tapi tak terlalu resah, karena tanda-tanda bencana bukan seperti itu," kata Jatmiko kepada VIVAnews, Selasa 4 Januari 2011.

Dijelaskan Jatmiko, yang ia tahu, saat terjadi gempa besar di Yogyakarta tahun 2006 lalu, petandanya bukan halo Matahari melainkan awan Cirrus -- awan yang berbentuk vertikal.

"Warga tak terlalu panik, justru berharap ini adalah petanda baik," tambah dia.

Dihubungi terpisah, staf observasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta, Heru Gunawan, menjelaskan fenomena halo Matahari terjadi karena pembiasan kristal es yang berada di sekitar Matahari yang membentuk semacam pelangi.

"Biasanya terjadi selama 30 menit, tergantung kecepatan angin. Ketika cepat, fenomena itu cepat selesai, kalau hembusan angin stabil dapat berlangsung lama," kata dia.

Tidak semua orang bisa melihat fenomena itu. Untuk hari ini, mungkin hanya masyarakat Yogya yang bisa menikmatinya.

Soal apakah halo Matahari bisa jadi petanda bencana, Heru menegaskan, tidak. "Halo Matahari fenomena alam biasa, tidak ada hubungannya dengan bencana alam, gempa misalnya. Demikian juga dengan awan cirrus, tak ada kaitannya," tambah dia.

Sebelumnya pada Kamis 21 Oktober 2010, terjadi fenomena halo matahari di atas Kota Padang, Sumatera Barat. Sebagian besar warga lalu mengaitkan fenomena ini dengan gempa besar. Sebagian warga cemas.

"Fenomena ini soalnya pernah terjadi sehari setelah gempa besar 30 September 2009," kata Sari, seorang warga Padang.

Mengemdi Taxi